JANGAN SALAH PAHAM WAHHABI / SALAFY

SEJARAH WAHHABI

Oleh Habib Munzir Al mousawa ( Pimpinan Majelis Rasulullah ﷺ)

(Tambahan: syeikh Ahmad Zaini Dahlan)

 

Aliran Wahhabi ini diambil dari nama pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahhab (lahir di Najed tahun 1115 H / 1699 M). Pada tahun 1125 H / 1713 M, dia terpengaruh oleh seorang orientalis Inggris bernama Mr. Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah. Sejak itulah dia menjadi alat bagi Inggris untuk menyebarkan ajaran barunya. Sejarah membuktikan bahwa Inggris memang telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru di tengah umat Islam seperti Ahmadiyah & Baha’i. Mulanya Muhammad bin Abdul Wahab hidup di lingkungan sunni pengikut madzhab Hanbali, bahkan ayahnya Syaikh Abdul Wahab adalah seorang sunni yang baik, begitu pula guru-gurunya. Namun sejak semula ayah & guru-gurunya mempunyai firasat yang kurang Baik tentangnya, Bahkan mereka menyuruh orang-orang untuk berhati-hati terhadapnya.

Ternyata tidak berselang lama firasat itu benar. Setelah hal itu terbukti ayahnya pun menentang & memberi peringatan khusus padanya. Bahkan kakak kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahhab, ulama besar dari mazhab Hanbali, menulis buku bantahan kepadanya dengan judul As-Sawa’iqul Ilahiyah Fir Raddi Alal Wahhabiyah.Tidak ketinggalan pula salah satu gurunya di Madinah, Syekh Muhammad bin Sulaiman AI-Kurdi as-Syafi’i, menulis surat berisi nasehat:
“Wahai Ibn Abdil Wahab, aku menasehatimu karena Allah, tahanlah lisanmu dari mengkafirkan kaum muslimin, jika kau dengar seseorang meyakini bahwa orang yang ditawassuli bisa memberi manfaat tanpa kehendak الله سبحانه و تعالىى, maka ajarilah dia kebenaran & terangkan dalilnya bahwa selain Allah tidak bisa memberi manfaat maupun madharrat, kalau dia menentang bolehlah dia kau anggap kafir, tapi tidak mungkin kau mengkafirkan As-Sawadul A’dham (kelompok mayoritas) diantara kaum muslimin, karena engkau menjauh dari kelompok terbesar, orang yang menjauh dari kelompok terbesar lebih dekat dengan kekafiran, sebab dia tidak mengikuti jalan muslimin.”

Rasulullah bersabda “Tidaklah Allah kumpulkan umat ini dalam kesesatan selamanya.” Dan beliau juga bersabda: “Tangan Allah atas jamaah, maka ikutilah As Sawadul A’zham, maka barangsiapa yang menyempal, maka dia menyempal ke neraka.” (HR. Al Hakim, Al Mustadrak ‘Alash Shahihain, 1/378/358)

“Hendaknya kamu bersama Jama’ah, dan hati-hatilah kamu dari perpecahan, sebab setan bersama satu orang dan dari dua orang ia lebih jauh. Barang siapa menginginkan kebahagiaan kehidupan surga hendaknya ia bersama Jama’ah.” (HR.Turmudzi)

Sebagaimana diketahui bahwa madzhab Ahlus Sunah ( 4 Imam ) sampai hari ini adalah kelompok muslim terbesar.

Salah satu dari ajaran yang (diyakini oleh Muhammad bin Abdul Wahab, adalah mengkufurkan kaum muslim sunni yang mengamalkan tawassul, ziarah kubur, maulid nabi, & lain-lain. Berbagai dalil akurat yang disampaikan berkaitan dengan tawassul, ziarah kubur,mauled dll, ditolak tanpa alasan yang dapat diterima. Bahkan lebih dari itu, justru berbalik mengkafirkan kaum muslimin sejak 600 tahun sebelumnya, termasuk guru-gurunya sendiri. Muhammad bin Abdul Wahab tidak menggubris nasehat ayahnya, kakaknya & guru-gurunya itu. Dengan berdalihkan pemurnian ajaran Islam, dia terus menyebarkan ajarannya di sekitar wilayah Najed. Orang-orang yang pengetahuan agamanya minim banyak yang terpengaruh. Termasuk diantara pengikutnya adalah penguasa Dar’iyah, Muhammad bin Saud (meninggal tahun 1178 H / 1765 M) pendiri dinasti Saudi, yang dikemudian hari menjadi mertuanya.
Pengikutnya semakin banyak & wilayah kekuasaan semakin luas. Keduanya bekerja sama untuk memberantas tradisi yang dianggapnya keliru dalam masyarakat Arab, seperti tawassul, ziarah kubur, peringatan Maulid & sebagainya.
Tak mengherankan bila para pengikut Muhammad bin Abdul Wahab lantas menyerang makam-makam yang mulia. Bahkan, pada 1802, mereka menyerang Karbala-Irak, tempat dikebumikan jasad cucu Nabi Muhammad ﷺ, Husein bin Ali. Karena makam tersebut dianggap tempat munkar yang berpotensi syirik kepada الله سبحانه و تعالىى.
Dua tahun kemudian, mereka menyerang Madinah, menghancurkan kubah yang ada di atas kuburan, menjarah hiasan-hiasan yang ada di Hujrah Nabi Muhammad ﷺ.Keberhasilan menaklukkan Madinah berlanjut. Mereka masuk ke Mekkah pada 1806, & merusak kiswah, kain penutup Ka’bah yang terbuat dari sutra. Kemudian merobohkan puluhan kubah di Ma’la, termasuk kubah tempat kelahiran Nabi ﷺ, tempat kelahiran Sayyidina Abu Bakar & Sayyidina Ali, juga kubah Sayyidatuna Khadijah, masjid Abdullah bin Abbas. Mereka terus menghancurkan masjid-masjid & tempat-tempat kaum solihin sambil bersorak-sorai, menyanyi & diiringi tabuhan kendang. Mereka juga mencaci-maki ahli kubur bahkan sebagian mereka kencing di kubur kaum solihin tersebut.

Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Mufti Madzhab Syafi’i, merangkap “Syeikh al-Haram” suatu pangkat ulama tertinggi saat itu yang mengajar di Masjid al-Haram mengatakan:

“Ketika orang-orang Wahhabi masuk Thaif mereka benar-benar membunuh manusia secara massal & membantai yang tua, kecil, rakyat & gubernur, yang berpangkat, & yang hina, bahkan mereka menyembelih bayi yang masih menyusu di hadapan ibunya. Mereka masuk ke rumah-rumah, mengeluarkan penghuni rumah & membunuhnya. Kemudian mereka mendapatkan sekelompok orang yang sedang belajar al Qur’an maka mereka membunuh seluruhnya & bahkan mereka menyisir setiap kedai & masjid & membunuh setiap orang yang berada di dalamnya. Mereka juga membunuh seorang laki-laki yang sedang rukuk atau sujud di dalam masjid sehingga mereka semua binasa. Semoga adzab penguasa langit menimpa mereka”( syeikh Ahmad Zaini Dahlan, Umara’ al Balad al Haram, (Beirut: al Dar al Muttahidah li an-Nasyr), hal. 297-298))

Gerakan kaum Wahhabi ini membuat Sultan Mahmud II, penguasa Kerajaan Usmani, Istanbul-Turki, murka. Dikirimlah prajuritnya yang bermarkas di Mesir, di bawah pimpinan Muhammad Ali, untuk melumpuhkannya. Pada 1813, Madinah & Mekkah bisa direbut kembali.Gerakan Wahhabipun surut. Tapi, pada awal abad ke-20, Abdul Aziz bin Sa’ud bangkit kembali mengusung paham Wahhabi. Tahun 1924, ia berhasil menduduki Mekkah, lalu ke Madinah & Jeddah, memanfaatkan kelemahan Turki akibat kekalahannya dalam Perang Dunia I. Sejak itu, hingga kini, faham Wahhabi mengendalikan pemerintahan di Arab Saudi. Dewasa ini pengaruh gerakan Wahhabi bersifat global. Riyadh mengeluarkan jutaan dolar AS setiap tahun untuk menyebarkan ideologi Wahhabi. Sejak hadirnya Wahhabi, dunia Islam penuh dengan pergolakan pemikiran, sebab kelompok ekstrem itu selalu menghalau pemikiran & pemahaman agama Islam (Sunni-Syafi’i) yang sudah mapan. Oleh Habib Munzir Al mousawa ( Pimpinan Majelis Rasulullah ﷺ) (Tambahan: syeikh Ahmad Zaini Dahlan)

 

WAHHABI SAMA DENGAN SALAFY ??

* Pencetus pertamakali sebutan nama WAHHABI adalah seorang bernama MR. Hempher, dialah mata-mata kolonial Inggris yang ikut secara aktif menyemai & membidani kelahiran sekte WAHHABI. Tujuannya adalah untuk menghancurkan kekuatan ajaran Islam dari dalam, dengan cara menyebarkan isu-isu kafir-musyrik & meruntuhkan Daulah Utsmaniyyah yang berpusat di Turki. Seluk-beluk & rincian tentang konspirasi Inggris dengan Ibn Abdul-Wahhab ini dapat Anda temukan di dalam memoar Mr. Hempher : “Confessions of a British Spy”

* “Walaupun kebengisan fanatis Wahhabisme berhasil dihancurkan pada 1818, namun dengan bantuan Kolonial Inggris, mereka dapat bangkit kembali. Setelah pelaksanaan hukuman mati atas Imam Abdullah al-Saud di Turki, sisa-sisa klan Saudi-Wahhabi memandang saudara-saudara Arab & Muslim mereka sebagai musuh yang sesungguhnya & sebaliknya mereka menjadikan Inggris & Barat sebagai sahabat sejati mereka.” Demikian tulis Dr. Abdullah Mohammad Sindi

* Dalam bukunya yang berjudul as-Syalafiyah Marhalah Zamaniyah Mubarokah La Madzhab Islami, Prof. Dr. Sa’id Ramadhan al-Buthi mengungkapkan, “Wahhabi mengubah strategi dakwahnya dengan mengganti nama menjadi Salafy karena mengalami banyak kegagalan & merasa tersudut dengan panggilan Wahhabi yang dinisbatkan kepada pendirinya, Muhammad bin Abdul Wahab”.

* “Mereka mengubah nama Wahhabi menjadi Salafy untuk mengelabui umat Islam… juga, agar mereka merasa aman & nyaman dari sorotan masyarakat dalam menyebarkan dakwahnya…”(Prof. Dr. Ali Gomaa, ulama besar Al-Azhar sekaligus mufti Mesir)

*Salafy/Wahhabi yang melekat dengan Kerajaan Arab Saudi sejak awal berdirinya, selalu dijadikan garda depan dalam menjalankan Politik Belah Bambu di negara-negara berpenduduk Islam. Negara Rusia dengan 20 juta umat Islam atau 20 % dari seluruh penduduk Rusia yang berjumlah 142 juta, nampaknya juga telah menjadi sasaran politik belah bambu ala Amerika & Israel.(Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute)

PANDANGAN ULAMA-ULAMA BESAR TENTANG WAHHABI ADALAH KHAWARIJ

 

  1. Syekh Hisyam Kabbani, ketua tariqah Naqshabandi dunia, mengatakan bahwa Wahhabi Salafy adalah gerakan neo-Khawarij.

 

  1. Ahmad Abdur Rohim As-Sayih dalam bukunya Khatrul Wahhabiyah alal Ummatil Islamiyah menulis bahwa sejumlah fatwa & ideologi Wahhabi merupakan penghinaan terhadap Islam dengan mengkafirkan pengikut madzhab Islam yang lain & meremehkan pendapat para ulama besar yang bertentangan dengan pendapat pendiri madzhab Wahhabi Muhammad bin Abdul Wahab. Apa yang terkandung dari pendapat mereka menunjukkan bahwa Wahhabi adalah bentuk baru dari gerakan Khawarij yang muncul pada awal Islam.

 

 

  1. Ulama madzhab Hanafi, Syeikh Muhammad Amin Afandi yang masyhur dengan sebutan Syeikh Ibn Abidin (wafat tahun 1252 H) berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd Al-Muhtar ‘Alaa Addurr Al-Mukhtar Syarhi Tanwiiril Abshar juz IV halaman 262, maktabah syamilah, tentang Wahhabi sebagai berikut: keterangan tentang pengikut muhammad bin abdul wahhab, kaum khawarij pada masa kita sebagaimana yang terjadi pada masa kita,

 

  1. Allamah Syeikh Abdullah Fahim memberi nasihat kepada bangsa Melayu supaya jangan berpecah belah sebagaimana kenyataannya: jangan berpecah belah oleh bangsa Melayu sendiri. Sekarang sudah timbul di Malaya mazhab khawarij yakni mazhab yang keluar dari mazhab empat mazhab Ahli Sunnah wal al-Jamaah. Maksud mereka itu hendak mengelirukan faham awam yang sebati & merobohkan pakatan bangsa Melayu yang jati.Disamping itu, Abdullah Fahim juga mengecam Ibn al-Qayyim al-Khariji dengan kenyataan yang berbunyi: hukum-hukum mereka itu diambil daripada kitab Huda al-Rasul yang mukhtasarnya kitab Huda al-cIbad dikarang akan dia oleh Ibn al-Qayyim yang segala kitabnya ditolak oleh ulama Ahli Sunnah wa al-Jamaah.

 

 

 

PANDANGAN ULAMA-ULAMA BESAR TENTANG WAHHABI

 

Dr. Yusuf Qardawi, intelektual Islam produktif & ahli fiqh terkenal asal Mesir, mengatakan :Wahhabi adalah gerakan fanatik buta yang menganggap dirinya paling benar tanpa salah & menganggap yg lain selalu salah tanpa ada kebenaran sedikitpun.

Gerakan Wahhabi di Ghaza, menurut Qardawi, lebih suka memerangi dam membunuh sesama muslim daripada membunuh Yahudi. wawancaranya dengan tv Al Jazeera

 

Dr. Wahbah Az-Zuhayli, mufti Suriah & ahli fiqh produktif, menulis magnum opus ensiklopedi fiqh 14 jilid berjudul Al Muwsuatul Fiqhi al-Islami. Az-Zuhayli mengatakan seputar Wahhabi Salafy: “mereka [Wahhabi] adalah orang-orang yang suka mengkafirkan mayoritas muslim selain dirinya sendiri.

 

Dr. Ahmad Tayyib, Ketua Syaikh Al-Azhar mengatakan,bahwa Wahhabi tidak pantas menyebut dirinya Salafy,karena mereka tidak bepijak pada manhaj salaf.

 

Al-Muhaddits Prof. Dr. Abdullah al-Ghimari, Guru Besar llmu Hadis di universitas-univesitas Maroko “Al-Albani tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam menetapkan nilai suatu hadis, baik shahih ataupun dhaif. la telah mengubah hadis-hadis dengan sesuatu yang tidak boleh menurut ulama hadis…”.

Prof. Dr. Syekh Muhammad Al-Ghazali, dai internasional terkemuka di Timur Tengah & ulama berpengaruh Mesir, termasuk salah satu pengeritik paling keras gerakan Wahhabi. “Maaf, mereka hanya menjadi bencana bagi sunnah & fitnah bagi Islam secara keseluruhan. Pada kenyataannya, sesungguhnya penyakit-penyakit jiwa ada pada mereka yang sangat fanatik itu…” –Dalam kitabnya yang berjudul “Al Wahhabiyah Tusyawwihul Islam wa Tuakhirul Muslim” (Wahhabi menistakan Islam & membuat muslim terbelakang)

 

 

 

  1. MENGAPA MAYORITAS UMAT MUSLIM MENENTANG SALAFY/ WAHHABI ?

Di tangan kaum Wahhabi, Islam yang lembut menjadi keras & kaku, Islam yang bersatu menjadi terkotak-kotak saling curiga saling mengedepankan ego. Wajah yang diliputi kasih sayang menjadi penuh kebencian & hujatan, saling tuduh, saling debat & caci maki. Wahhabi/Salafy dengan mudah mendapatkan banyak pengikut karena slogannya yang teramat sangat manis terdengar “ kembali kepada Al-Kitab & as-sunnah”.Prinsip ini bila dilihat dari lahirnya sungguh sangat mempesona siapa pun yang tidak memiliki pengetahuan terhadap syari’at yang didapat dari para ulama & imam-imam mujtahid. Namun sayangnya, pada hakikatnya
Mereka hanya menyeru untuk :

  • Meninggalkan pendapat jumhur (mayoritas) ulama bahkan ijma’ ulama umat Islam ( Ulama 4 Mazhab ).

Mereka yang mengikuti pengajian-pengajian Wahhabi/Salafy, tausiyah-tausiyah Ustad-Ustad Wahhabi/Salafy tanpa sadar di arahkan untuk :

  • Meninggalkan bimbingan/tuntunan mazhab 4 yang selama ini dijadikan pegangan/rujukan Mayoritas Muslim di Dunia untuk melaksanakan ajaran islam.

Sesungguhnya mereka tidak lain:

  • Memahami, menjabarkan Al-Kitab & as-sunnah hanya berdasarkan pemahaman ulama-ulama mereka sendiri (Umumnya berasal dari abad ke 20)

Sehingga dengan prinsip ini mereka selalu:

  • Menganggap hanya pemahaman merekalah yang benar sedangkan yang lain salah, meskipun itu datang dari mayoritas ulama & imam-imam mujtahid umat Islam.

Dan pada akhirnya:

  • Menganggap bid’ah, sesat siapa pun yang tidak sepaham dengan mereka bahkan pada tahapan tertentu dengan mudah mengkafirkannya.

Berikut kurang lebih gambaran tahapan doktrinisasi Faham Wahhabi pada pengikutnya /anggota pengajiannya:
1. (Ternyata) Kami Paling Benar

  1. (Muslim) Yang lain (Yg dahulu aku ikuti) banyak melakukan hal Bid’ah dan kami tak mau melakukan hal Bid’ah
  2. Bid’ah bisa menjerumuskan kedalam kesesatan, Bid’ah adalah Sesat (meski begitu mereka belum menganggap yg lain benar-benar sesat)
  3. Mereka (Muslim di luar firqahku) Pelaku Bid’ah & ada dalam kesesatan yang nyata, tak semestinya bergaul akrab.
  4. Sesat itu sama saja dengan Musyrik, Kafir !
  5. Kafir boleh diperangi & Halal Darahnya !!!

 

 

ANTARA WAHHABI/SALAFY, YAHUDI & DAJJAL

الله سبحانه و تعالىى menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman mendalam tentang Al Quran & As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. & Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.& hanya orang-orang yang ber-akallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firmanالله سبحانه و تعالىى).(Al-Baqoroh 269)

1. MEMBAGI TAUHID MENJADI 3 BAGIAN ADALAH BID’AH YANG SANGAT BURUK

Pembagian Tauhid menjadi 3, yaitu Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah & Tauhid al-Asma’ wa al-Shifat, belum pernah dikatakan oleh seorangpun sebelum Ibnu Taimiyah. Rasulullah ﷺ juga tidak pernah mensyaratkan kepada seseorang yang masuk Islam, bahwa ada 2 macam Tauhid & tidak sah muslimnya sebelum bertauhid dengan Tauhid Uluhiyyah. Rasulullahﷺ juga tidak pernah mengisyaratkan hal tersebut. Bahkan tak seorangpun dari kalangan ulama salaf atau para imam yang menjadi panutan yg mengisyaratkan terhadap pembagian Tauhid tersebut. Hingga akhirnya datang Ibnu Taimiyah pada abad 7 Hijriah yang menetapkan konsep pembagian Tauhid menjadi 3.
(1). Tauhid Rububiyyah (Rabb): mentauhidkan الله سبحانه و تعالىى dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh الله سبحانه و تعالىى, serta menyatakan dengan tegas bahwa الله سبحانه و تعالىى Ta’ala adalah Rabb, Raja, & Pencipta semua makhluk, & الله سبحانه و تعالىىlah yang mengatur & mengubah keadaan mereka. (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17)
– Menurut Ibn Taimiyah, Tauhid Rububiyyah ini telah diyakini oleh semua orang, baik orang-orang Musyrik maupun orang-orang Mukmin
– Dengan tauhid ini, bisa dikatakan bahwa kaum musyrik Mekah & orang-orang kafir juga mempunyai tauhid.
(2). Tauhid Uluhiyyah(Illah): mentauhidkan الله سبحانه و تعالىى dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17)
– Dengan tauhid ini, mereka menafikan tauhid umat Islam yang bertawassul, beristigatshah & bertabarruk sedangkan ketiga-tiga perkara tersebut diterima oleh jumhur ulama Islam khususnya ulama 4 Imam madzhab.
(3). Tauhid Asma’ & Sifat: mentauhidkan الله سبحانه و تعالىى Ta’ala dalam penetapan nama & sifat الله سبحانه و تعالىى, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an & Hadits Rasulullah ﷺ. Cara bertauhid asma wa sifat الله سبحانه و تعالىى ialah dengan menetapkan nama & sifat الله سبحانه و تعالىى sesuai yang الله سبحانه و تعالىى tetapkan bagi diriNya & menafikan nama & sifat yang الله سبحانه و تعالىى nafikan dari diriNya, dengan tanpa tahrif, tanpa ta’thil & tanpa takyif (Lihat Syarh Tsalatsatil Ushul).
– Tauhid versi mereka ini bisa menjerumuskan umat islam ke lembah tashbih & tajsim kepada الله سبحانه و تعالىى. Tajsim (menganggap الله سبحانه و تعالىى memiliki anggota tubuh & sifat seperti manusia) & Tasybih (menyerupakan الله سبحانه و تعالىى سبحانه و تعالىى dengan makhluk-Nya).Dalam aqidah mayoritas ummat Islam, berdasarkan firman الله سبحانه و تعالىى سبحانه و تعالىى;
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia (الله سبحانه و تعالىى)”. (QS [42] asy-Syura: 11). & dalil ‘aqli yang definitif, di antara sifat wajib bagi الله سبحانه و تعالىى adalah Mukhalafah lil-hawadits, yaitu الله سبحانه و تعالىى berbeda dengan segala sesuatu yang baru. akidah ulama Islam seperti yang dirangkum oleh Imam ath Thahawi dalam Aqîdah-nya:
“الله سبحانه و تعالىى tidak dimuat oleh enam sisi seperti halnya makhluk.”

Maksudnya Maha Suci الله سبحانه و تعالىى dari berada di sisi tertentu, sebab yang demikian itu meniscayakan bertempat & dibatasi oleh batas & segala konsekuensinya, seperti gerak, diam dll dari sifat makhluk.

akidah tajsim sangat mampu mempengaruhi mereka bahwa suatu saat الله سبحانه و تعالىى bisa berwujud di dunia

Pandangan Ibn Taimiyah yang membagi Tauhid menjadi tiga tersebut kemudian diikuti oleh Muhammad bin Abdul Wahhab, perintis ajaran Wahhabi. Dalam pembagian tersebut, Ibn Taimiyah membatasi makna rabb atau rububiyyah terhadap sifat Tuhan sebagai pencipta, pemilik & pengatur langit, bumi & seisinya. Sedangkan makna ilah atau uluhiyyah dibatasi pada sifat Tuhan sebagai yang berhak untuk disembah & menjadi tujuan dalam beribadah. Tentu saja, pembagian Tauhid menjadi tiga tadi serta pembatasan makna-maknanya tidak rasional & bertentangan dengan dalil-dalil al-Qur’an, hadits & pendapat seluruh ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah.”
“Ayat-ayat al-Qur’an, hadits-hadits & pernyataan para ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah, tidak ada yang membedakan antara makna Rabb (rububiyah) & makna Ilah (uluhiyah). Bahkan dalil-dalil al-Qur’an & hadits mengisyaratkan adanyaketerkaitan yang sangat erat antara Tauhid Rububiyyah dengan Tauhid Rububiyyah. Apabla seseorang telah bertauhid rububiyyah, berarti bertauhid secara uluhiyyah. الله سبحانه و تعالىى subhanahu wata’ala berfirman:
     •         

“& (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat & para nabi sebagai arbab (tuhan-tuhan)”. (QS. Ali-Imran : 80).
Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang Musyrik mengakui adanyaArbab (tuhan-tuhan rububiyyah) selain الله سبحانه و تعالىى seperti Malaikat & para nabi. Dengan demikian, berarti orang-orang Musyrik tersebut tidak mengakui Tauhid Rububiyyah, & mematahkan konsep Ibn Taimiyah & Wahhabi, yang mengatakan bahwa orang-orang Musyrik mengakui Tauhid Rububiyyah. Seandainya orang-orang Musyrik itu bertauhid secara rububiyyah seperti keyakinan kaum Wahhabi, tentu redaksi ayat di atas berbunyi:
Dengan mengganti kalimat arbaban dengan aalihatan.”
Konsep Ibn Taimiyah yang mengatakan bahwa orang-orang kafir sebenarnya mengakui Tauhid Rububiyyah, akan semakin fatal apabila kita memperhatikan pengakuan orang-orang kafir sendiri kelak di hari kiamat seperti yang dijelaskan dalam al-Qur’an al-Karim:
  •         
Demi الله سبحانه و تعالىى: sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu dengan Tuhan (Rabb) semesta alam. (QS. al-Syu’ara’ : 97-98).”
.
Ayat tersebut menceritakan tentang penyesalan orang-orang kafir di akhirat & pengakuan mereka yang tidak mengakui Tauhid Rububiyyah, dengan menjadikan berhala-berhala sebagai arbab (tuhan-tuhan rububiyyah). Padahal kata Wahhabi, orang-orang Musyrik bertauhid rububiyyah, tetapi kufur terhadap uluhiyyah. Nah, alangkah sesatnya tauhid Wahhabi, bertentengan dengan al-Qur’an. Murni pendapat Ibnu Taimiyah yang tidak berdasar, & ditaklid oleh Wahhabi.”
Pendapat Ibn Taimiyah yang mengkhususkan kata Uluhiyyah terhadap makna ibadah bertentangan pula dengan ayat berikut ini
“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah الله yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain الله kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu & nenek moyangmu membuat-buatnya.” (QS. Yusuf : 39-40).

Perhatikan, Ayat di atas menjelaskan, bagaimana kedua penghuni penjara itu tidak mengakui Tauhid Rububiyyah & menyembah tuhan-tuhan (arbab) selain الله . Padahal kata Ibnu Taimiyah & Wahhabi, orang-orang Musyrik pasti beriman dengan tauhid rububiyyah. Disamping itu, ayat berikutnya menghubungkan ibadah dengan Rububiyyah, bukan Uluhiyyah, sehingga menyimpulkan bahwa konotasi makna Rububiyyah itu pada dasarnya sama dengan Uluhiyyah. Orang yang bertauhid rububiyyah pasti bertauhid uluhiyyah. Jadi konsep tauhid Anda bertentangan dengan ayat di atas.” Konsep pembagian Tauhid menjadi tiga akan batal pula, apabila kita mengkaitkannya dengan hadits-hadits Nabi ﷺ . Misalnya dengan hadits shahih berikut ini:
“Dari al-Barra’ bin Azib, Nabi ﷺ bersabda, “الله سبحانه و تعالىى berfirman, “الله meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu”, (QS. Ibrahim : 27). Nabi ﷺ bersabda, “Ayat ini turun mengenai azab kubur. Orang yang dikubur itu ditanya, “Siapa Rabb (Tuhan)mu?” Lalu dia menjawab, “الله سبحانه و تعالىى Rabbku, & Muhammad ﷺ Nabiku.” (HR. Muslim, 5117).

Hadits di atas memberikan pengertian, bahwa Malaikat Munkar & Nakir akan bertanya kepada si mayit tentang Rabb (Tuhan Rububiyyah), bukan Ilah (Tuhan Uluhiyyah, karena kedua Malaikat tersebut tidak membedakan antara Rabb dengan Ilah atau antara Tauhid Uluhiyyah dengan Tauhid Rububiyyah. Seandainya pandanganIbn Taimiyah & Wahhabi yang membedakan antara Tauhid Rububiyyah & Tauhid Uluhiyyah itu benar, tentunya kedua Malaikat itu akan bertanya kepada si mayit dengan, “Man Ilahuka (Siapa Tuhan Uluhiyyah-mu)?”, bukan “Man Rabbuka (Siapa Tuhan Rububiyyah-mu)?” Atau mungkin keduanya akan menanyakan semua, “Man Rabbuka wa man Ilahuka? Ternyata pertanyaan tersebut tidak terjadi. Jelas ini membuktikan kesesatan Tauhid ala Wahhabi.”
Sebenarnya makna yang tersembunyi dibalik pembagian Tauhid menjadi tiga tersebut Apabila diteliti dengan seksama, dibalik pembagian tersebut, maka ada dua tujuan yang menjadi sasaran tembak Ibnu Taimiyah & Wahhabi:
Pertama, Ibn Taimiyah berpendapat bahwa praktek-pratek seperti tawassul, tabarruk, ziarah kubur & lain-lain yang menjadi tradisi & dianjurkan sejak zaman Nabi ﷺ adalah termasuk bentuk kesyirikan & kekufuran. Nah, untuk menjustifikasi pendapat ini, Ibn Taimiyah menggagas pembagian Tauhid menjadi tiga, antara lain Tauhid Rububiyyah & Tauhid Uluhiyyah. Dari sini, Ibn Taimiyah mengatakan bahwa sebenarnya keimanan seseorang itu tidak cukup hanya dengan mengakui Tauhid Rububiyyah, yaitu pengakuan bahwa yang menciptakan, memiliki & mengatur langit & bumi serta seisinya adalah الله سبحانه و تعالىى semata, karena Tauhid Rububiyyah atau pengakuan semacam ini juga dilakukan oleh orang-orang Musyrik, hanya saja mereka tidak mengakui Tauhid Rububiyyah, yaitu pelaksanaan ibadah yang hanya ditujukan kepada الله سبحانه و تعالىى. Oleh karena itu, keimanan seseorang akan sah apabila disertai Tauhid Rububiyyah, yaitu pelaksanaan ibadah yang hanya ditujukan kepada الله سبحانه و تعالىى.
Tentu saja paradigma Ibn Taimiyah tersebut merupakan kesalahan di atas kesalahan. Pertama, dia mengklasifikasi Tauhid menjadi tiga tanpa ada dasar dari dalil-dalil agama. & kedua, dia mendefinisikan ibadah dalam skala yang sangat luas sehingga berakibat fatal, yaitu menilai syirik & kufur praktek-praktek yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ & para sahabatnya. & secara tidak langsung, pembagian Tauhid menjadi tiga tersebut berpotensi mengkafirkan seluruh umat Islam sejak masa sahabat. Akibatnya yang terjadi sekarang ini, berangkat dari Tauhid Rububiyyah & Uluhiyyah, ISIS, membantai umat Islam di Iraq & Suriah.”

Zaid Hamid, seorang Muslim Sunni yang menjadi analis bidang pertahanan dari Pakistan, mengungkapkan bahwa ISIS dan kelompok-kelompok teroris lainnya, tidak terkait dengan Sunni, tapi mereka adalah Khawarij pelaku bid’ah yang melayani agenda plot anti-Islam, isis dan Salafy Wahhabi itu satu (alat) untuk memerangi islam demi zionisme.

2. AKIDAH WAHHABI/SALAFY ADALAH AKIDAH YAHUDI

1. Tuhan duduk

A. Yahudi :
Di dalam naskah kitab Taurat yang sudah dirubah yang merupakan asas akidah Yahudi yang mereka namakan “ safar al-muluk “ Al-Ishah 22 nomer : 19-20 disebutkan :
“ & berkata “ Dengarkanlah, ucapan Tuhan..aku telah melihat Tuhanku duduk di atas kursinya & semua pasukan langit berdiri di hadapannya dari sebelah kanan & kirinya “.
Dalam kitab mereka yang berjudul “ safar al-mazamir “ Al-Ishah 47 nomer 8 disebutkan :
Tuhan
“duduk di atas kursi qudusnya “.

B. Wahhabi/Salafy:
Di dalam kitab andalan Wahhabi-Salafy yaitu “Majmu’ al-Fatawa” Ibnu Taimiyyah al-Harrani imam Wahhabi juz 4 halaman 374 :

“ Sesungguhnya Muhammad Rasulullah didudukkan الله سبحانه و تعالىى di atas Arsy bersama الله سبحانه و تعالىى “.
Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ halaman 400 cetakan Dar al-‘Ashimah disebutkan bahwasanya Ibnu Taimiyyah berkata :
“ Semua hadits yang datang dari Nabi dengan lafadz qu’ud & julus (duduk) bagi الله سبحانه و تعالىى seperti hadits Ja’far bin Abi Thalib & hadits Umar, lebih utama untuk tidak disamakan dengan anggota tubuh manusia “.

Dalam halaman yang sama Ibnu Taimiyyah berkata :
“ Jika الله سبحانه و تعالىى duduk di atas kursi, maka terdengarlah suara suara saat duduk sebagaimana suara penunggang binatang tunggangan karena beratnya ”

Kitab tersebut dicetak di Riyadh tahun 1993, penerbit Dar al-‘Ashimah yang dita’liq oleh Muhammad al-Khamis. Di dalam kitab ad-Darimi (bukan ulama sunni al-Hafdiz ad-Darimi pengarang hadits sunan) halaman 73 disebutkan :
“ الله سبحانه و تعالىى turun dari Arsy ke kursinya “

Kitab itu terbitan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah yang dita’liq oleh Muhamamd Hamid al—Faqiy. Kitab ad-Darimi (al-wahhabu) ini dipuji-puji oleh Ibnu Taimiyyah & menganjurkannya untuk dipelajari, sebab inilah Wahhabi menjadi taqlid buta.
Tapi akidah mereka ini disembunyikan & tidak dipublikasikan ke khalayak umum.

C. Kristiani
Kalau kita lihat dalam website Kristiani
http://www.hesenthisword.com/lessons/lesson5.htm
lihat pada :
عاشرا: ذكر عنه ما ورد عن الله في العهد القديم
Kristiani berkata pada nomor 7:
“الله جالس على الكرسي العالي” (اش 6 :1-10).
artinya: “Allah Duduk Di atas Kursi Yang Tinggi”.

Lafadz duduk bagi الله سبحانه و تعالىى tidak pernah ada dalam al-Quran & hadits.

2. Tuhan serupa manusia

A. Akidah Yahudi :
Di dalam naskah Taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan “ Safar at-Takwin Ishah pertama nomer : 26-28 disebutkan :
“ Tuhan berkata ; “ Kami buat manusia dengan bentuk & serupa denganku…lalu Tuhan menciptakan manusia dengan bentuknya, dengan bentuk Tuhan, dia menciptakan laki-laki & wanita “.

B. Akidah Wahhabi :
Di dalam kitab “ Aqidah ahlu Iman fii Khalqi Adam ‘ala shurati ar-Rahman “ karya Hamud bin Abdullah at-Tuajari syaikh Wahhabi, yang dicetak di Riyadh oleh penerbit Dar al-Liwa cetakan kedua, disebutkan dalam halama 16 :
“ Berkata Ibnu Qathibah “ Lalu aku melihat di dalam Taurat : “ Sesungguhnya الله سبحانه و تعالىى ketika menciptakan langit & bumi, Dia berkata :“ Kami ciptakan manusia dengan bentukku “.Pada halaman berikutnya di halaman 17 disebutkan :

“ Di dalam hadits Ibnu Abbas : “ Sesungguhnya Musa ketika memukul batu untuk Bani Israil lalu keluar air & berkata : “ Minumlah wahai keledai, maka الله سبحانه و تعالىى mewahyukan pada Musa “ Engkau telah mencela satu makhluk dari makhlukku yang Aku telah ciptakan mereka dengan rupaku, lalu engkau samakan mereka dengan keledai “ Musa terus ditegor oleh الله سبحانه و تعالىى “.

Naudzu billah dari pendustaan pada الله سبحانه و تعالىى & pada para nabi-Nya.

3. Suara Tuhan

A. Akidah Yahudi :
Dalam kitab Yahudi yang mereka namakan “ Safar Khuruj “ ishah 19 nomer : 3-6:
“ Maka Tuhan memanggil kami dari bukit….sekarang jika kalian mendengar suaraku & menjaga janjiku “.

B. Akidah Wahhabi :
Di dalam kitab “ Fatawa al-Aqidah “ karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang dicetak Maktabah as-Sunnah cetakan pertama tahun 1992 di Mesir, pada halaman 72 Ibnu Utsaimin berkata :
“ Dalam hal ini dijelaskan adanyapenetapan akan ucapan الله سبحانه و تعالىى Swt. & sesungguhnya ucapan الله سبحانه و تعالىى itu berupa huruf & suara. Karena asli ucapan itu harus adanya suara. Maka jika dikatakan ucapan, maka sudah pasti ada suara “.
4. Tangan Tuhan

A. Akidah Yahudi :
Di dalam kitab taurat yang sudah ditahrif yang mereka namakan dengan “ safar isy’iya “ Ishah 25 nomer 10, Yahudi berkata :
“ Sesungguhnya tangan Tuhan istiqrar / menetap di gunung ini “

B. Akidah Wahhabi :
dalam kitab Fatawa al-Aqidah karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin yang diterbitkan oleh Maktabah as-Sunnah cetakan pertama halaman 90, al-Utsaimin berkata :
“ kesimpulannya, sesungguhnya kedua tangan الله سبحانه و تعالىى itu ada dua tanpa ragu lagi. Satu tangannya berlainan dari tangan satunya. Jika kita sifatkan tangan الله سبحانه و تعالىى dengan sebelah kiri, maka yang dimaksud bukanlah suatu hal yang kurang dari tangan kanannya “.

5. الله tinggal di langit

A. Akidah Yahudi :
Di dalam kitab Yahud “ Safar Mazamir “ Ishah 2 nomer : 4 disebutkan :
“ Yang tinggal di langit, Tuhan sedang tertawa “

B. Akidah Wahhabi :
Di dalam kitab “ Syarh Hadits an-Nuzul “ cetakan Dar al-’Ashimah halaman 182, Ibnu Taimiyyah berkata :
“ Sesungguhnya الله سبحانه و تعالىى itu di atas langit dengan Dzatnya “

Di dalam kitab “ Qurrah Uyun al-Muwahhidin “ karya Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab (cicit Muhammad bin Abdul wahhab), cetakan Maktabah al-Muayyad tahun 1990 cetakan pertama, halaman 263 disebutkan :
“ Sepakat kaum muslimin dari Ahlus sunnah bahwa sesungguhnya الله سبحانه و تعالىى beristiwa di Arsy dengan dzat-Nya…الله سبحانه و تعالىى beristiwa di atas Arsy secara hakekat bukan majaz “.

& masih segudang lagi akidah-akidah Wahhabi-Salafy yang meyakini Tuhannya dengan sifat-sifat makhluk-Nya sebagaimana akidah Yahudi dan bukan akidah Islam Ahlus sunnah waljamaah 4 mazhab.

3. WAHHABI AKAN MENJADI PENGIKUT DAJJAL

Banyak orang pada akhirnya akan lupa siapa Dajjal, kita mengenal Dajjal, karena Nabi Muhammadﷺ sejak 1.400 tahun yang lalu sudah memperkenalkan Dajjal kepada ummatnya. Bahwa Dajjal adalah sebagai sosok buta sebelah matanya, & penyebar fitnah yang paling dahsyat di muka bumi yang akan muncul di akhir zaman.
Nabiﷺ memperingatkan bahwa kelompok umat Nabi Muhammadﷺ yang tidak hanyut dalam pusaran fitnah sesama manusia akan selamat pula dari fitnah Dajjal di akhir zaman. Rangkaian segala fitnah yang pernah ada di dunia saling berkaitan dari zaman ke zaman mengkondisikan dunia yang semakin gonjang-ganjing menghadapi fitnah Dajjal.
Suatu ketika ihwal Dajjal disebutkan di hadapan Rasulullahﷺ kemudian beliau bersabda:
Sungguh fitnah yang terjadi di antara kalian lebih aku takuti dari fitnah Dajjal, & tiada seseorang yang dapat selamat dari rangkaian fitnah sebelum fitnah Dajjal melainkan akan selamat pula darinya (Dajjal), & tiada fitnah yang dibuat sejak adanya dunia ini – baik kecil ataupun besar – kecuali untuk fitnah Dajjal.” (HR. Ahmad 22215)

“الله سبحانه و تعالىى tidak menurunkan ke muka bumi fitnah yang lebih besar dari fitnah Dajjal.” (HR. Thabrani 1672)

ketika kebanyakan manusia telah lalai & tidak peduli akan Dajjal, kemunculan Dajjal sebagai “sosok jasmani” yang mengaku Tuhan sungguh mengagumkan bagi kebanyakan manusia.Terlebih Dajjal memiliki kemampuan yang luar biasa, sanggup menciptakan, mematikan & menghidupkan, bahkan di tangan kanannya mempertontonkan kenikmatan surga & tangan kirinya ada intimidasi & horror sangat menakutkan bagi manusia yaitu neraka. Semuanya untuk menebar fitnah & kekacauan akhir zaman. Pada saat itu manusia lupa akan pengetahuan tentang sosok Dajjal yang pernah dikenalnya, sedemikian rupa sehingga bila ada yang memperingatkan soal Dajjal, maka mereka mentertawakannya & sinis cenderung menganggapnya sekedar mitos atau legenda. Maka betapa manusia terlena & terpedaya oleh Dajjal.

“Dajjal tidak akan muncul sehingga sekalian manusia telah lupa untuk mengingatnya & sehingga para Imam tidak lagi menyebut-nyebutnya di atas mimbar-mimbar.” (HR. Ahmad 16073)

Kemunculan Dajjal merupakan puncak dari munculnya fitnah paling besar & mengerikan di muka bumi ini bagi umat manusia khususnya umat Muslim. Kemunculannya di akhir zaman, di masa imam Mahdi & Nabi Isa ‘alaihis salam, akan banyak mempengaruhi besar bagi umat muslim sehingga banyak yang mengikutinya kecuali orang-orang yang الله سبحانه و تعالىى jaga dari fitnahnya.
Dalam hadits disebutkan :
“ Rasulullah berdiri di hadapan manusia & memuji keagungan الله سبحانه و تعالىى, kemudian beliau menyebutkan Dajjal lalu mengatakan : “ Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan dajjal, tidak ada satu pun seorang nabi, kecuali telah memperingatkan umatnya akan dajjal “. (HR. Bukhari : 6705)

Dalam hadits lain, Nabi ﷺ bersabda :
“ Tidak ada satu pun negeri, kecuali akan didatangi oleh dajjal “. (HR. Bukhari : 1782)
Nabi ﷺ menginformasikan bahwa ada kelompok umatnya yang akan menjadi pengikut setia dajjal, padahal sebelumnya mereka ahli ibadah bahkan ibadah mereka melebihi ibadah umat Nabi Muhammad ﷺ lainnya, mereka rajin membaca al-Quran, sering membawakan hadits Nabi ﷺ, bahkan mengajak kembali pada al-Quran. Namun pada akhirnya mereka menjadi pengikut dajjal, apa yang menyebabkan mereka terpengaruh oleh dajjal & menjadi pengikut setianya ?
Kemunculan kaum ( Wahhabi ) ini ada di akhir zaman sebagaimana hadits Nabi ﷺ di atas, kemudian generasi mereka juga akan terus berlanjut hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal menjadi pengikut setianya. Namun apa yang menyebabkan mereka terpengaruh oleh dajjal & menjadi pengikut dajjal?Berikut kajian & analisa ilmiyyahnya

Sebab pertama : Wahhabi beraqidahkan tajsim & tsyabih.
Sudah maklum dalam kitab-kitab mereka bahwa mereka meyakini الله سبحانه و تعالىى itu memiliki organ-organ tubuh seperti wajah, mata, mulut, tangan, kaki, jari & sebagainya, & mereka mengatakan bahwa organ tubuh الله سبحانه و تعالىى tidak seperti organ tubuh makhluk-Nya.
Mereka juga meyakini bahwa الله سبحانه و تعالىى bertempat yaitu di Arsy, mereka juga memaknai istiwa dengan bersemayam &. Mereka meyakini الله سبحانه و تعالىى turun ke langit dunia dari atas ke bawah di sepertiga malam terakhir. Sungguh mereka telah memasukkan الله سبحانه و تعالىى dalam permainan pikiran mereka yang sakit itu. & lain sebagainya dari pensifatan mereka bahwa الله سبحانه و تعالىى berjisim.
Demikian juga dajjal, renungkanlah kisah dajjal yang disebutkan oleh Nabiﷺ dalam hadts-hadits sahihnya, bahwasanya dajjal itu berjisim, berorgan tubuh, memiliki batasan, dia berjalan secara hakikatnya, dia memiliki kaki secara hakikat, memiliki tangan secara hakikat, & lain sebagainya. & tidak ada lain yang menyebabkan mereka mengakui dajjal sebagai tuhannya kecuali karena berlebihannya mereka di dalam menetapkan sifat-sifat الله سبحانه و تعالىى tersebut & memperdalam makna-maknanya hingga sampai pada derajat tajsim.

Perhatikan & renungkan sabda Nabi ﷺ berikut :
“ Sesungguhnya aku ceritkan pada kalian tentang dajjal, karena aku khawatir kalian tidak bisa mengenalinya, sesungguhnya dajjal itu pendek lagi congkak, rambutnya keriting, matanya buta sebelah & tidak menonjol & cengkung, jika kalian masih samar, maka ketahuilah sesungguhnya Tuhan kalian tidaklah buta sebelah matanya “. (HR. Abu Dawud)
Nabi ﷺ benar-benar khawatir umatnya tidak bisa mengenali dajjal, & Nabi menyebutkan cirri-ciri dajjal yang semuanya itu bermuara pada jisim, bagi Wahhabi/Salafy kemampuan الله سبحانه و تعالىى memungkinkan berkaitan dengan perkara yang mustahil bagi-Nya yang seharusnya kita sucikan, sehingga berkatalah sebagian mereka : Bahwa الله سبحانه و تعالىى jika berkehendak untuk bersemayam di punggung nyamuk, maka الله سبحانه و تعالىى pun akan bersemayam di atasnya. Naudzu billahi min dzaalik.

Sebab kedua : Tidak adanya pehamahan mereka tentang perkara-perkara di luar kebiasaan (khawariqul ‘aadah) atau disebut karomah.
kaum wahhabi-Salafy tidak pernah membicarakan tentang khawariqul ‘aadah atau karomah, bahkan mereka mengingkari karomah-karomah para wali الله سبحانه و تعالىى yang disebutkan oleh para ulama hafidz hadits seperti al-Hafidz Abu Nu’aim dalam kitab hilyahnya, imam Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya & lainnya, bahkan mereka memvonis kafir kepada sebagian para wali الله سبحانه و تعالىى yang mayoritas ahli tasawwuf. Sedangkan dajjal akan datang dengan kesaktian-kesaktian yang lebih hebat & luar biasa sebagai fitnah bagi orang yang الله سبحانه و تعالىى kehendaki, menumbuhkan tanah yang kering, menurunkan hujan, memunculkan harta duniawi, emas, permata, menghidupkan orang yang mati & lain sebagainya, sedangkan kaum wahhabi tidak perneh membicarakan khawariqul ‘aadat semacam itu, sehingg akal mereka tidak mampu membenarkannya, oleh sebab itu ketika dajjal muncul dengan membawa khowariqul ‘aadat semacam itu disertai pengakuan rububiyyahnya, maka bagi Wahhabi, dajjal itu adalah الله سبحانه و تعالىى karena Wahhabi tidak mengathui sama sekali tentang khowariqul ‘aadat yang الله سبحانه و تعالىى jalankan atas seorang dari golongan manusia.
Seandainya mereka mengetahui bahwa apa yang terjadi dari khowariqul ‘aadat hanyalah semata-mata dari qudrah الله سبحانه و تعالىى, & manusia hanyalah perantara, maka Wahhabi tidak akan heran atas apa yang dilakukan dajjal.
Yang membedakan khowariqul ‘aadat yang terjadi atas para Nabi ﷺ & dajjal adalah bahwa para nabi memperoleh hal itu sebagai penguat kebenaran yang mereka serukan, sedangkan dajjal memperoleh hal itu sebagai fitnah atas seseorang yang mengaku rububiyyah, perkara hal itu sama-sama perkara khowariqul ‘aadat (perkara luar biasa).

Sebab ketiga : Bermanhaj khowarij yakni keluar dari jama’ah muslimin mayoritas & mengkafirkan kaum muslimin.
Nabi ﷺ mensifati pengikut dajjal bahwasanya mereka adalah kaum khawarij, sebagaimana sebagian telah dijelaskan di awal :

“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn ( kurun / generasi ) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalam Al-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya & imam Ahmad di dalam musnadnya).

:“ Akan keluar dari arah timur sekelompok orang yang membaca Al-Quran namun tidak sampai ke kerongkongan mereka (tidak pandai memahami kandungan Al-Quran /al-Quran tidak masuk ke dalam hati mereka), tiap kali putus QORNnya (tanduknya/kurunnya/masanya) maka muncullah qorn yang lainnya hingga generasi mereka selanjutnya akan bersama Dajjal “. (HR. Imam Ahmad dalam musnadnya)

Dalam hadits panjang tentang kaum khowarij, di akhir disebutkan :
“Mereka akan terus muncul hingga generasi akhir mereka keluar bersama dajjal “ (Ditakrij oleh imam an-Nasai &al-Bazzar)

Hadis riwayat Sahal bin Hunaif ra.:
Dari Yusair bin Amru, ia berkata: Saya berkata kepada Sahal: Apakah engkau pernah mendengar Nabi saw. menyebut-nyebut Khawarij? Sahal menjawab: Aku mendengarnya, ia menunjuk dengan tangannya ke arah Timur, mereka adalah kaum yang membaca Alquran dengan lisan mereka, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1776)

Saat mengatakan itu, Nabiﷺ berada di Madinah, Hijaz. Ada pun di timur Madinah/Hijaz adalah Najd, yaitu tempat dimana ciri-ciri khas penduduknya orang-orang yang memiliki banyak unta & baduwi yang berwatak keras & berhati kasar & tempat di mana menetapnya suku Mudhar & Rabi’ah, & semua itu hanya ada di Najd Saudi Arabia,Nabiﷺ bersabda :

“Dari sinilah fitnah-fitnah akan bermunculan, dari arah Timur, & sifat kasar juga kerasnya hati pada orang-orang yang sibuk mengurus onta & sapi, kaum Baduwi yaitu pada kaum Rabi’ah & Mudhar.(HR. Bukhari)

Maka kaum wahhabi-Salafy ini adalah regenerasi dari kaum khowarij pertama di masa Nabiﷺ & sahabat, perbedaaanya kaum khowarij pertama bermanhaj mu’aththilah (membatalkan sifat-sifat الله سبحانه و تعالىى), sedangkankaum neo khowarij (wahhabi) ini bermanhaj tajsim & taysbih. Walaupun berbeda, namun sama-sama menyimpang dari aqidah Islam, & الله سبحانه و تعالىى merubah manhaj mereka dari kejelekan menuju manhaj yang lebih jelek lagi sebagai balasan atas kedhaliman & kesombongan yang memenuhi hati mereka. Atas manhaj tajsim mereka inilah menjadi penyebab wahhabi mudah terpengaruh oleh dajjal, sedangkan khowarij terdahulu jika masih ada yg mengikuti manhaj ta’thilnya tidak mungkin terpengaruh oleh dajjal, sebab sangat anti terhadap sifat-sifat الله سبحانه و تعالىى, mereka mensucikan الله سبحانه و تعالىى dari sifat gerak, pindah, bersemayam, diam, duduk, turun & sebagainya bahkan mereka membatalkan sifat-sifat wajib الله سبحانه و تعالىى.

4. DATA & BUKTI KAUM WAHHABI/SALAFY AKAN MENJADI PENGIKUT DAJJAL

Al-Quran & Hadits tidak benar-benar difahami kandungannya.

“Abdullah bin Umar berkata : “ Aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur plontos (Gundul). (HR Bukhori) Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, & Ibnu Hibban.

Dalam riwayat yang lain :
“ Sesungguhnya setelah wafatku kelak akan ada kaum yang pandai membaca al-Quran tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka. Mereka membunuh orang Islam & membiarkan penyembah berhala (Kafir), mereka lepas dari Islam seperti panah yang lepas dari busurnya seandainya (usiaku panjang &) menjumpai mereka (kelak), maka aku akan memerangi mereka seperti memerangi (Nabi Hud) kepada kaum ‘Aad “.(HR. Abu Daud, kitab Al-Adab bab Qitaalul Khawaarij : 4738)

“ Akan ada perselisihan & perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan & memperjelek perbuatan, mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan, mereka lepas dari Islam sebagaimana anak panah lepas dari busurnya, mereka tidak akan kembali (pada Islam) hingga panah itu kembali pada busurnya. Mereka seburuk-buruknya makhluk. Beruntunglah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka mengajak pada kitab الله tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi الله سبحانه و تعالىى dari mereka “, para sahabat bertanya “Wahai Rasul الله سبحانه و تعالىى, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “.(Sunan Abu Daud : 4765)

Sejarah kaum wahhabi di awal, sangat jelas bahwa mereka penuh dengan pertumpahan darah dengan selalu memerangi kaum muslimin yang mereka anggap menyimpang dari ajaran mereka, Tapi sekarang kita lihat sikap Wahhabi kepada kaum kafir..! tidak ada satu kalimat pun sejarahnya sejak awal kemunculannya hingga kini mereka berani memerangi kaum kafir, malah sekarang semakin terlihat jelas keakraban mereka bersama kaum kafir & yahudi. Maka jelas, hadits di atas sesuai dengan sifat & cirri-ciri kaum wahhabi karena memang mereka lah yang Nabi ﷺ maksudkan tidak ada lainnya.
ciri-ciri selanjutnya yaitu ; Selalu mengajak kepada al-Quran & As sunnah. Ciri-ciri berikutnya yang ini, begitu sangat jelas & kentara, bahwasanya kaum wahhabilah yang selalu gembor-gembor kembali kepada al-Quran & As sunnah ( Hadits Nabiﷺ ) kapan pun , di manapun hingga kaum awam pun mengetahui hal ini. Subhanالله سبحانه و تعالىى ciri yang ini الله سبحانه و تعالىى tampakkan dengan jelas sejelas-jelasnya kepada mereka untuk kita. Sering kita membaca & temui slogan kaum wahhabi di dalam situs-situs mereka, majalah, bulletin,radio, tv & media lainnya selalu mereka meneriakkan kembali kepada al-Quran & assunah ( Hadits Nabiﷺ) ciri ini begitu nyata pada mereka. Ciri ini semakin meyakinkan kita bahwa wahhabilah yang Nabi ﷺ maksudnya dalam haditsnya tersebut.

♦ Bercukur Plontos ( Gundul )

“Abdullah bin Umar berkata : “ Aku telah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda : “Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang membaca Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya, tanda-tanda mereka ialah bercukur plontos (Gundul). (HR Bukhori) Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, Ibnu Majah, Abu Daud, & Ibnu Hibban.

Sejak awal kemunculannya, Jumhur ulama telah menegaskan bahwa Wahhabi memang ahli bid’ah. di antara tanda-tanda kaum Khawarij adalah, secara kolektif mencukur plontos atau gundul kepala mereka. Tanda-tanda ini hanya dimiliki oleh kaum Salafy-Wahhabi, dimana pada awal lahirnya gerakan mereka, Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi mengharuskan para pengikutnya untuk melakukan cukur plontos atau gundul, agar hidup dengan rambut baru yang belum pernah melakukan kesyirikan. Hal ini sebagaimana dicatat oleh para sejarawan gerakan Wahhabi, seperti Sayyid ‘Alwi bin Ahmad al-Haddad, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Sayyid Abdullah bin Hasan Basya & lain-lain. Mereka mengutip fatwa Sayyid Abdurrahman al-Ahdal mufti negeri Zabid sebagai berikut:
“Adalah mufti negeri Zabid, Sayyid Abdurrahman al-Ahdal, telah berkata; “Tidak butuh menulis bantahan terhadap kaum (Salafy-)Wahhabi. Bantahan terhadap mereka telah cukup dengan sabda ﷺ: “Tanda-tanda mereka adalah cukur plontos”. Karena cukur plontos belum pernah dilakukan oleh kaum ahli bid’ah selain Salafy-Wahhabi.”

Ketika pernyataan Sayyid Abdurrahman al-Ahdal disebarluaskan oleh para ulama, banyak kalangan yang meragukan kebenaran pernyataan tersebut, jangan-jangan kaum Salafy-Wahhabi tidak menerapkan aturan kepala plontos, & bahwa tanda-tanda kepala plontos dalam hadits di atas hanya dihubung-hubungkan dengan kaum Salafy-Wahhabi. Akan tetapi akhirnya, pernyataan tersebut semakin kuat, setelah kitab-kitab Salafy-Wahhabi tersebar luas di dunia Islam, dimana dalam fatwa anak cucu Muhammad bin Abdul Wahhab & Hamad bin Nashir yang dilansir dalam ensiklopedi al-Durar al-Saniyyah fi al-Ajwibah al-Najdiyyah juz 4 halaman 152, dipaparkan bahwa :
“kepala plontos atau gundul adalah tradisi penduduk Najd, kaum Salafy-Wahhabi, & hanya orang-orang bodoh dari kalangan mereka yang tidak melakukan kepala plontos.”
Sebagaimana dimaklumi, kitab al-Durar al-Saniyyah fi al-Ajwibah al-Najdiyyah, adalah himpunan fatwa-fatwa pendiri Wahhabi & anak-cucu & murid-muridnya, yang dihimpun oleh Abdurrahman bin Muhammad al-‘Ashimi

gun

Bercukur gundul ini pun telah diakui oleh Tokoh mereka; Abdul Aziz bin Hamd (cucu Muhammad bin Abdul Wahhab) dalam kitabnya Majmu’ah Ar-Rasaail wal masaail : 578. Website resmi Universitas Islam Madinah, Kerajaan Saudi Arabia Jami’ah Islamiyah bil Madinah al-Munawwaroh (Islamic University in Madinah)juga menampilkan Pernyataan ini di alamat:
“http://iucontent.iu.edu.sa/Shamela/Categoris/الفتاوى/مجموعة الرسائل والمسائل النجدية(الجزء الرابع، القسم الثاني)/380.html”.

2

Jika diperbesar nampak sebagai berikut:

3

“…Karena menggundul kepala adalah kebiasaan kami, & tidak pernah ditinggalkan kecuali oleh orang-orang bodoh di antara kami.Maka larangan tidak menggundul ini adalah larangan anjuran, bukan larangan haram, sebagai langkah preventif. Juga karena orang-orang kafir di zaman kami –baca: orang-orang Islam selain Wahhabi– tidak menggundul kepalanya, sehingga tidak gundul itu adalah menyerupai orang-orang kafir (yang itu diharamkan).(Tradisi bercukur gundul ini saat ini sudah tidak dilakukan lagi).

Wahhabi/Salafy Merasa paling benar

“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sebaik-baik manusia (Hadits Nabi ), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya,maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi الله سبحانه و تعالىى kelak di hari kiamat “.(HR. Imam Bukhari 3342)

Sebelum Nabi ﷺ menyebutkan ciri pokoknya, nabi ﷺ menyebutkan ciri lainnya yaitu kaum yang berusia muda (baru muncul di akhir zaman), daya pikirnya lemah & selalu berucap dengan hadits-hadits Nabi ﷺ menafsiri ayat-ayat Al-Qur`an dengan mengedepankan fanatik & emosional golongan mereka sendiri. Ciri ini juga tampak jelas kepada mereka, di Malaysia justru kaum Wahhabi disebut kaum mude (kelompok orang berusia muda) yang suka menghujat kaum tue (kelompok ulama terdahulu).
Daya pikir mereka juga lemah & bodoh, terbukti sering kali salah di dalam memahami nash-nash al-Quran & hadits Nabi ﷺ juga ucapan para ulama, sehingga sering kali bertentangan dengan pemahaman mayoritas umat muslim di belahan dunia ini.
Ciri selanjutnya, kaum Wahhabi juga mengklaim bahwa merekalah yang benar-benar menjalankan As-Sunnah Nabi ﷺ , lengkap sudah ciri kaum Wahhabi selalu mengajak kepada al-Quran & sunnah,

Mereka keluar saat terjadi perpecahan di antara umatku. Salah seorang diantara kalian (sahabat Nabi ﷺ) akan menganggap remeh shalatnya dibanding shalat mereka. Kalian menganggap remeh baca’an Al Qur’an kalian dibanding bacaan mereka. Mereka itu keluar dari agama ini sebagamana keluarnya panah keluar dari busurnya. Dimanapun kalian menemui mereka, bunuhlah mereka. Karena membunuh mereka itu berpahalanya bagi yang membunuhnya” (HR. Bukhari 3611)

Maka sangat jelas, ciri-ciri yang disebutkan oleh Nabi ﷺ di atas adalah yanthabiqu (terealisasi) kepada kaum wahhabi/Salafy, bukan yang lainnya. terlebih Nabi ﷺ lebih menentukan kembali letak kaum yang memiliki cirri pokok tsb yaitu muncul dari tempat di mana kaum Rabi’ah & Mudhar berada, renungkan hadits Nabi ﷺ berikut tentang kemunculan dari Arab Saudi:

Muncul dari Najd

“Dari sinilah fitnah-fitnah akan bermunculan,dari arah Timur, & sifat kasar juga kerasnya hati pada orang-orang yang sibuk mengurus onta & sapi, kaum Baduwi yaitu pada kaum Rabi’ah & Mudhar “. (HR.Bukhari)

Para badui yang menggembalakan sapi & unta ada & terbanyak didunia hanya di Saudi Arabia, tidak bisa menghindar & mengelak lagi, bahwasanya kaum Rabi’ah & Mudhar hanya ada di Saudi Arabia, maka dengan ini semakin menguatkan keyakinan kita bahwa wahhabi lah yang Nabiﷺ maksudkan dalam hadits-hadits tersebut.

Qarn ( Tanduk/Generasi )

“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn (kurun /generasi) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalamAl-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya & imam Ahmad di dalam musnadnya)

Dari Ibnu Umar beliau berkata :“ Rasulullah ﷺ telah menentukan miqat bagi penduduk Najd di Qarn, Juhfah bagi penduduk Syam, Dzul Hulaifah bagi penduduk Madinah. Berkata Ibnu Umar “ Aku mendengar ini dari Nabi ﷺ & telah sampai kepadaku bahwa Nabiﷺ bersabda “ Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam. Kemudian disebutkan Iraq, maka beliau menjawab “ Ketika itu belum ada Iraq “. (HR. Bukhari : 7344)

Nabi ﷺ bersabda :” Tiap kali musnah satu Qarn dari mereka, maka akan berdiri Qarn/generasi lainnya “

Artinya : Tiap kali generasi mereka jatuh maka akan terus dilanjutkan oleh generasi berikutnya untuk membawa paham qarnnya…

Daulah umawiyyah jatuh & tak berdiri lagi
Daulah Abbasiyyah jatuh & tak berdiri lagi
Daulah Fathimiyyah jatu & tak berdiri lagi
Daulah Ustmaniyyah jatuh & tak berdiri lagi…..tapi
Daulah Sauddiyah jatuh, namun sudah berdiri Tiga Kali

• Kesimpulan ciri-ciri pokok dari Khawarij/Pengikut Dajjal adalah :
1. Mengaku berpegang teguh pada al-Quran namun tidak benar-benar faham kandungannya (menafsirkan seenak mereka sendiri)
2. Merasa paling bersandar pada haddits padahal sebaliknya
3. Keluar dari arah Timur (Najd Arab Saudi)
4. Bercukur Gundul (Diawal kemunculannya merupakan syarat wajib namun kini tidak dilakukan lagi)
5. Memerangi kaum Muslim, Membiarkan kafir (Arab Saudi berperang/bermusuhan dg Negara muslim lainnya akan tetapi bersahabat erat dengan Amerika Serikat, Inggris & Israel. Kelompok ISIS, Al Qaeda,Boko haram Dll yang anggotanya mayoritas berfaham wahabbi melakukan peperangan, pembantaian dengan sesama umat muslim)
6. Generasi akhir kaum khowarij akan menjadi pengikut dajjal ( Dalam suatu hadits disebutkan bahwa orang2 mekah & madinah munafik pada akhirnya akan keluar mengikuti dajjal, itu adalah gambaran bahwa Wahhabi-lah yg akan menjadi salah satu pengikut Dajjal)

Membaca/mengkaji al-Quran & selalu membawakan hadist-hadits Nabiﷺ adalah perbuatan baik & mulia, namun kenapa Nabiﷺ menjadikan hal itu sebagai tanda kaum yang telah keluar dari agama tersebut?, mengapa Nabi ﷺ malah memberikan ciri-ciri yang baik seperti itu kepada kaum yang buruk ?

“Ana khairu minhu” (Saya lebih baik daripadanya) adalah jawaban Iblis ketika ia tidak mau diperintah الله سبحانه و تعالىى untuk bersujud menghormati Adam. Perasaan lebih baik dari orang lain sering merasuki tanpa disadari ke dalam alam bawah sadar. Akhirnya tanpa sadar pula , sering menghakimi karena sebuah perbedaan .

Perhatikan hadits-hadits berikut ini :

• Dari Anas berkata :
Ada seorang lelaki pada zaman Rasulullah ﷺ berperang bersama Rasulullah ﷺ & apabila kembali (dari peperangan) segera turun dari kendaraannya & berjalan menuju masjid nabi, melakukan shalat dalam waktu yang lama sehingga kami semua terpesona dengan shalatnya sebab kami merasa shalatnya tersebut melebihi shalat kami, & dalam riwayat lain disebutkan kami para sahabat merasa ta’ajub dengan ibadahnya & kesungguhannya dalam ibadah, maka kami ceritakan & sebutkan namanya kepada Rasulullah ﷺ, tetapi rasulullah ﷺ tidak mengetahuinya, & kami sifatkan dengan sifat-sifatnya, Rasulullahﷺ juga tidak mengetahuinya, & tatkala kami sednag menceritakannya lelaki itu muncul & kami berkata kepada Rasulullah ﷺ: Inilah orangnya ya Rasulullah ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda : ”Sesungguhnya kamu menceritakan kepadaku seseorang yang diwajahnya ada tanduk syetan. Maka datanglah orang tadi berdiri di hadapan sahabat tanpa memberi salam. Kemudian Rasulullah ﷺ bertanya kepada orang tersebut : ” Aku bertanya kepadamu, apakah engkau merasa bahwa tidak ada orang yang lebih baik daripadamu sewaktu engkau berada dalam suatu majlis. ” Orang itu menjawab: Benar”. Kemudian dia segera masuk ke dalam masjid & melakukan shalat & dalam riwayat kemudian dia menuju tepi masjid melakukan shalat, maka berkata Rasulullah ﷺ: ”Siapakah yang akan dapat membunuh orang tersebut ? ”. Abubakar segera berdiri —Diringkas———-. Sesungguhnya Bani Israel berpecah menjadi 71 kelompok, & umat ini akan terpecah menjadi 72 kelompok, seluruhnya di dalam neraka kecuali satu kelompok ”. Sahabat bertanya : ” Wahai nabi Allah kelompk manakah yang satu itu? Rasulullah ﷺ menjawab : ”Al Jamaah”. (Musnad Abu Ya’la/ 4127, Majma’ Zawaid/6-229).

• Dari Abu Said Al-Khudzri, :
sesungguhnya Abu Bakar As-Siddiq datang kepada Nabi ﷺ & berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku dilembah itu & itu, maka seketika ada seorang lelaki sedang dalam keadaan khusyu’ shalat.’ Maka bersabdalah Nabi ﷺ kepadanya, “Pergilah & bunuhlah dia.” Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri), maka pergilah Abu Bakar & ketika dia melihnya dalam keadaan itu (sedang shalat) maka Abu Bakar enggan membunuhnya & kembali kepada Rasulullah ﷺ Maka bersabdalah Nabi ﷺ kepada Umar bin Khathab, “Pergilah & bunuhlah dia.” Maka pergilah Umar bin Khathab, ketika dia melihnya dalam keadaan seperti itu (sedang shalat) sebagaimana yang dilihatnya oleh Abu Bakar maka dia kembali & berkata, ‘Ya Rasulullah, aku melihatnya dia sedang khusyu’ shalat, maka aku enggan membunuhnya.’ Nabiﷺ bersabda, “Hai Ali, pergi & bunuhlah dia.” Maka pergilah Ali & tidak melihatnya kemudian Ali pulang & berkata, ‘Wahai Rasulullah aku tidak melihatnya.’ Berkata (Abu Sa’id Al-Khudzri) maka Nabiﷺ bersabda, “Sesungguhnya ini (orang) & teman-temannya mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya kemudian mereka tidak akan kembali didalamnya sehingga anak busur bisa kembali ketempatnya, maka bunuhlah (perangilah) mereka, mereka adalah sejelek-jelek ciptaan (manusia).” (HR. Ahmad & rijalnya kuat) [Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 241]

Demikianlah الله menyesatkan orang yang melampaui batas & ragu-ragu”.
(Q.S. Al-Mu’min:34).

5. TANDUK SETAN TELAH MUNCUL

Simbol Tanduk Setan di Atas Lafadz الله di Abraj Al-Bait Tower

clock_1z

Eramuslim.com –Bagi Dunia Islam sudah bukan rahasia lagi jika Raja Abdullah merupakan sekutu dari Amerika Serikat Di masa kekuasaan Raja Abdullah, Saudi membangun wilayah sekitar Mekkah secara besar-besaran yang dikenal dengan The Great Mecca Project.
Adalah mengherankan, di saat banyak situs-situs bersejarah Islam dihancurkan oleh kaum Wahhabi karena dianggap bisa merusak kemurnian tauhid, namun di sisi lain pembangunan situs-situs dengan simbol iblis semakin banyak & sama sekali tidak mendapatkan gangguan. Ironis mengingat rumah kelahiran Nabi di Mekkah sudah dihancurkan sementara rumah Nabi saat bersama Siti Khadijah dijadikan WC umum. Kaum Wahhabi sendiri berulang-kali mencoba membongkar makam Nabi di dalam Masjid Nabawi namun gagal karena protes keras dari ummat Islam di seluruh dunia.
Berikut adalah sebagian dari simbol-simbol Iblis yang memenuhi wilayah Saudi Arabia:
Abraj Al-Bait Tower, Ketika Tanduk Setan Ditempatkan Lebih Tinggi Dari Lafadz الله سبحانه و تعالىى . Menara Abraj Al Bait adalah sebuah kompleks bangunan yang terletak di Kota Mekkah, Arab Saudi, tepat di atas Kabah, dirancang oleh para arsitek dari Dar Al Handasah Architects & pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh Saudi Binladin Group. Lokasi menara ini berada di seberang jalan Masjidil Haram, salah satu masjid suci umat Islam. Irfan al-Alawi, direktur pelaksana Islamic Heritage Research Foundation di London kepada The Guardian menyebut pembangunan tersebut sebagai “It is the end of Mekkah“. Sementara Sami Angawy, arsitek pendiri Pusat Penelitian Ibadah Haji di Jeddah memandang transformasi yang berlangsung Makkah benar-benar kapitalistis tanpa memahami situs kesejarahan di sekitarnya.
4“Mereka ubah tempat ziarah suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah, tanpa kebudayaan & tanpa lingkungan alam. Bahkan mereka renggut gunung & bukit,” ujar Angawy. Di atas jarum jam The Royal Clock Abraj Al-Bait, terdapat lafadz الله, di tempat paling puncak menara ini, ada simbol tanduk iblis (Lucifer) yang sangat familiar bagi siapa pun yang memahami bahasa simbol. Maknanya sangat dalam & menyedihkan: Iblis mengalahkan الله سبحانه و تعالىى ! Subhanallah. Naudzubillah min dzalik!
Zionis-Yahudi Mengelola Abraj Al-Bait
Abraj al-Bait dikelola oleh Jaringan Fairmot Hotel. Benjamin Swig, seorang tokoh Zionis Yahudi & banker kenamaan dunia adalah pendiri Fairmont pada tahun 1945. Fairmont ini juga mengelola banyak kasino atau pusat judi di Mote Carlo, Las Vegas, & lainnya. Aneh saja jika penguasa Saudi Arabia begitu permisifnya dengan membolehkan perusahaan maksiat & zionis ini mengelola sebuah kompleks hotel yang berdiri sangat megah mengangkangi Baitullah & kompleks Masjidil Haram.

Hadits yang berkaitan dengan Tanduk Setan
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:Bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ . bersabda sambil menghadap ke arah timur: Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana! Ketahuilah, sesungguhnya fitnah akan terjadi di sana. Yaitu tempat muncul tanduk setan. (Shahih Muslim No.5167)
Dari ‘Abdullah bin Umar: Rasulullah ﷺ mengerjakan shalat fajar kemudian mengucapkan salam & menghadap kearah matahari terbit seraya bersabda “fitnah datang dari sini, fitnah datang dari sini dari arah munculnya tanduk setan” [Musnad Ahmad 2/72 no 5410 dengan sanad shahih]
Nabi ﷺ bersabda :
” Ya Allah berilah keberkatan kepada negeri Syam kami, berilah keberkatan kepada negeri Yaman kami. Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah berkata: “Ya الله berilah keberkatan pada negeri Syam kami, berilah keberkatan pada negeri Yaman kami.” Mereka berkata: “Pada Nejd kami Ya Rasulullah?!” Rasulullah ﷺ berkata: Disana terdapat kegoncangan & fitnah, serta disanalah terbitnya tanduk Syaitan. ” (HR. Bukhari)
Hadis riwayat Sahal bin Hunaif ra.:
Dari Yusair bin Amru, ia berkata: Saya berkata kepada Sahal: Apakah engkau pernah mendengar Nabiﷺ menyebut-nyebut Khawarij? Sahal menjawab: Aku mendengarnya, ia menunjuk dengan tangannya ke arah Timur, mereka adalah kaum yang membaca Alquran dengan lisan mereka, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama secepat anak panah melesat dari busurnya. (Shahih Muslim No.1776)
Saat mengatakan itu, Nabi berada di Madinah, Hijaz. Ada pun di timur Madinah/Hijaz adalah Najd, tempat lahirnya Muhammad bin Abdul Wahhab

5

6. KETERKAITAN KUAT KAUM WAHHABI DENGAN DAJJAL & YAHUDI

Bukti pertama :
Kesamaan akidah Wahhabi dengan akidah yahudi menyebabkan mudah terpengaruhnya mereka dengan yahudi & dajjal, apalagi sudah dijelaskan oleh ustadz Ibnu Abdillah Al-Katibiy bahwa akidah tajsim mereka yang kelewat batas sangat mampu mempengaruhi mereka bahwa dajjal adalah الله سبحانه و تعالىى, bagi mereka الله سبحانه و تعالىى sangat mampu melakukan apapun, termasuk memiliki organ tubuh bahkan ulama mereka mengatakan jika الله سبحانه و تعالىى berkehendak duduk di punggung nyamuk, maka الله سبحانه و تعالىى pasti akan melakukan hal itu, apalagi kalau hanya membentuk dalam rupa dajjal yang sangat mudah الله سبحانه و تعالىى lakukan menurut mereka. Oleh sebab ini Nabiﷺ mewanti-wanti kepada kita :
“ Sesungguhnya aku ceritkan pada kalian tentang dajjal, karena aku khawatir kalian tidak bisa mengenalinya…..”
.Lihat bagaimana Nabiﷺ takut umatnya tidak bisa mengenali dajjal, tidak bisa mengetahui dajjal., kaum wahhabi sungguh sangat mudah terpengaruh dengan dajjal karena kita tahu wahhabi beraqidah tasybiih bahkan sampai taraf tajsim kepada الله.

• Bukti Kedua :
Simbol-simbol dajjal Sangat mudah kita temukan yang dipasang oleh kaum wahhabi di Arab Saudi, mustahil hal ini terjadi jika hanya kebetulan saja. Simbol mata satu menjadi simbol ritual Fremasonry yaitu perkumpulan rahasia yang menanti-nanti kedatangan dajjal & pemuja dajjal. Fakta-fakta ini sudah cukup membuktikan bahwa kaum neo khowarij yang ciri-cirinya telah disebutkan di atas kelak akan bersama dajjal menjadi pengikutnya untuk menebar fitnah yang lebih besar lagi di muka bumi ini bagi kaum muslimin.

Simbol-Simbol Dajjal = Zionisme/freemason/illuminati

Simbol Utama : All seeing eye (eye of Horus) : mata Tuhan yang melihat segala, juga disebut mata satu, adalah simbol sebuah mata yang dikelilingi oleh pancaran cahaya atau gloria & segitiga

6

Simbol-simbol Dajjal di Arab Saudi

7

8

9

♦ Makkah & Madinah dibersihkan Dari Pengikut Wahhabi

Dajjal tidak akan masuk Makkah & Madinah tapi penganut Wahhabi-lah yang akan keluar dari 2 kota suci tersebut bergabung dengan Dajjal.Mari kita simak beberapa hadits yang meriwayatkannya
“Dari Jabir bin Abdullah Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah berguncang 3 kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki & perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu. Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi”.(HR Muslim)

Anas R.A berkata, Nabi Muhammad ﷺ bersabda :”Semua negara akan dilewati oleh Dajjal kecuali Makkah & Madinah. Tidak ada satu jalanpun kearahnya (Makkah & Madinah) melainkan ada Malaikat yang membentangkan sayapnya untuk menjaganya. Kemudian Dajjal turun di sebuah tanah tandus( di luar Madinah ). Selepas itu, Madinah akan digoyangkan dengan tiga kali, lantas semua orang kafir & munafik keluar darinya (Makkah & Madinah) menemui Dajjal”. (HR. Tirmidzi & Muslim, Shahih Al-Jami, no.5306. Diriwayatkan pula oleh An-Nasa’i).

Demikianlah akhir dari risalah kecil ini, semoga bisa diambil hikmah & pelajarannya, semoga menjadi jalan Hidayah dari الله سبحانه و تعالىى agar kita dibimbing kepada jalan lurus yang benar-benar الله ridhoi. Seratus, seribu bahkan seejuta Hujjah/dalil dikemukakan bila tanpa keterbukaan & kejernihan hati serta Hidayah-Nya, maka takkan bisa satupun tertanam didalam jiwa, namun sebaliknya satu kata penuh makna apabila Allah berkehendak maka Allah maha kuasa atas segala sesuatu.

“Sesungguhnya engkau takkan dapat memberikan hidayah / petunjuk bagi orang yang kau cintai, akan tetapi Allah memberikan hidayah kepada orang yang dikehendaki-Nya, & Dia lebih mengetahui orang-rang yang diberikan petunjuk.”(Al-Qashash: 56)

Diakhir risalah ini akan kami sajikan sebuah cerita yang mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua. Wabillahi taufiq Wal Hidayah Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….

Kisah dialog Ibnu Abbas Dengan Khawarij dalam kitabnya Imam Ibnu al-Jauzi Talbis Iblis (ringkasan)

Ibnu Abbas berkata, “Jubah terbaik dari Yaman segera kupakai, kurapikan rambutku, & kulangkahkan kaki ini hingga masuk di barisan mereka di tengah siang.”. “Aku benar-benar berada di tengah suatu kaum yang belum pernah kujumpai orang yang sangat bersemangat beribadah seperti mereka. Dahi-dahi mereka penuh luka bekas sujud, tangan-tangan menebal bak lutut-lutut unta (kapalan). Wajah-wajah mereka pucat pasi karena tidak tidur, menghabiskan malam untuk beribadah.”
Kuucapkan salam pada mereka. Serempak mereka menyambutku, “Selamat datang, wahai Ibnu Abbas R.A. Apa gerangan yang membawamu kemari?”
Aku berkata, “Aku datang pada kalian sebagai perwakilan dari sahabat Muhajirin & sahabat Anshar, & juga dari sisi menantu Rasulullah ﷺ , kepada para sahabat-lah Alquran diturunkan & merekalah orang-orang yang paling mengerti makna Alquran daripada kalian.”
Ibnu Abbas R.A mengingatkan tentang kedudukan sahabat Muhajirin & Anshar & bagaimana seharusnya prinsip seorang muslim dalam memahami Alquran & sunnah yaitu mengembalikan kepada pemahaman sahabat yang kepada merekalah Alquran diturunkan, & merekalah orang yang paling mengerti Alquran & sunnah.
Ibnul Jauzi kembali melanjutkan kisah ini: Dua atau tiga orang dari mereka berkata, “Biarlah kami yang akan mendebatnya!”.
“Pertama, sungguh Ali telah menjadikan manusia sebagai hakim (pemutus perkara) dalam urusan الله سبحانه و تعالىى, padahal الله سبحانه و تعالىى berfirman,
“…Keputusan itu hanyalah kepunyaan الله سبحانه و تعالىى …” (Yusuf: 40)
Hukum manusia tidak ada artinya di hadapan firman الله سبحانه و تعالىى Kata mereka.
“Kedua, sesungguhnya Ali telah berperang & membunuh, tapi mengapa tidak mau menawan & mengambil ghanimah? Kalau mereka itu mukmin tentu tidak halal bagi kita memerangi & membunuh mereka. Tidak halal pula tawanan-tawanannya.”
“Ketiga, dia telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya. Kalau dia bukan amirul mukminin (karena menghapus sebutan itu) berarti dia adalah amirul kafirin.
Bantahan Ibnu Abbas R.A atas &gkalnya pemahaman Khawarij:
“Ketahuilah, sesungguhnya الله سبحانه و تعالىى telah menyerahkan sebagian hukum-Nya kepada keputusan manusia, seperti dalam menentukan harga kelinci (sebagai tebusan atas kelinci yang dibunuh saat ihram) (Ibnu Abbas membacakan firman الله سبحانه و تعالىى QS. Al-Maidah: 95)

Demikian pula dalam perkara perempuan & suaminya yang bersengketa, الله سبحانه و تعالىى juga menyerahkan hukumnya kepada hukum (keputusan) manusia untuk mendamaikan antara keduanya. (Ibnu Abbas membacakan firman الله سبحانه و تعالىى QS. An-Nisa: 35)
Ibnu Abbas melanjutkan, “Adapun ucapan kalian bahwa Ali R.A telah berperang tapi tidak mau mengambil ghanimah dari yang diperangi & tidak menjadikan mereka sebagai tawanan, sungguh (dalam alasan kedua ini) kalian telah mencerca ibu kalian (yakni Aisyah).
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri & istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.” (QS. Al-Ahzab: 6)
Ibnu Abbas R.A berkata lagi, “Adapun ucapan kalian bahwasanya Ali telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya, maka (sebagai jawabannya) aku akan kisahkan kepada kalian tentang seorang yang kalian ridhai, yaitu Rasulullah ﷺ. Ketahuilah, bahwasanya beliau di hari Hudaibiyah (6 H) melakukan shulh (perjanjian damai) dengan orang-orang musyrikin, Abu Sufyan & Suhail bin Amr. Tahukah kalian apa yang terjadi?
Ketika itu Rasulullahﷺ bersabda kepada Ali, “Wahai Ali, tulislah perjanjian untuk mereka.” Ali menulis, “Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah…”
Orang-orang musyrik berkata, “Demi الله سبحانه و تعالىى! Kami tidak tahu kalau engkau rasul الله سبحانه و تعالىى. Kalau kami mengakui engkau sebagai utusan الله سبحانه و تعالىى tentu kami tidak akan memerangimu.”
Rasulullahﷺ bersabda, “Ya الله سبحانه و تعالىى , sungguh engkau mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah. Wahai Ali, tulislah ‘Ini adalah perjanjian antara Muhammad bin Abdilah…’.” (Rasulullah memerintahkan Ali untuk menghapus sebutan Rasulullah dalam perjanjian, pen.)
Ibnu Abbas R.A berkata, “Demi الله sungguh Rasulullahﷺ lebih mulia dari Ali, meskipun demikian beliau menghapuskan sebutan rasulullah dalam perjanjian Hudaibiyah…” (Apakah dengan perintah Rasul menghapuskan kata rasulullah dalam perjanjian kemudian kalian mengingkari kerasulan beliau? Sebagaimana kalian ingkari keislaman Ali karena menghapus sebutan Amirul Mukminin?)
Ibnu Abbas R.A berkata, “Maka kembalilah 2.000 orang dari mereka, sementara lainnya (4.000) tetap memberontak (& berada di atas kesesatan), hingga mereka diperangi dalam sebuah peperangan besar (yakni perang Nahrawan).” Maka selamatlah mereka yang mau mendengar sahabat & menjadikan mereka sebagai rujukan dalam memahami Alquran & sunnah

sumber :

http://www.abusalafy.wordpress.com
http://www.idrusramli.com
http://semuatentangWahhabi.blogspot.com
http://kabarislamia.com
http://www.salafytobat.wordpress.com
http://www.ummatipress.com
http://kabarislamia.blogspot.com
http://www.eramuslim.com/
http://kabarislamia.blogspot.com/
http://ibnu-alkatibiy.blogspot.com
http://syaikh-idahram.blogspot.com
http://www.rumahfiqih.com
DLL…

Kritik& saran email ke : fahamiwahabi@gmail.com